Rabu, 20 Januari 2010

Tugas ekoper aliran energi dan siklus meteri di Dieng

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dieng merupakan kawasan yang terletak di daerah dataran tinggi atau di daerah pegunungan. Daerah ini terletak sekitar 28 km dari kabupaten Wonosobo. Daerah dieng terletak di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Desa Dieng terbagi menjadi dua, yaitu: Daerah desa Dieng Kulon ( barat ), yang terletak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah dan Daerah desa Dieng Wetan ( timur ), Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. (Wikipedia)
Nama Dieng sendiri berasal dari bahasa Sunda Kuno yang di ambil dari kata “ Di ” yang berarti artinya “ tempat ” atau “ gunung ” dan kata “ Hyang ” yang berarti artinya ( Dewa ). Dengan demikian, Dieng berarti daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan tempat para dewa bersemayam. Nama Dieng berasal dari Bahasa Sunda karena diperkirakan sebelum tahun 600 M di daerah tersebut didiami oleh Suku Sunda dan bukan Suku Jawa. Tapi pada zaman sekarang di daerah Dieng didiami oleh Suku Jawa. (Wikipedia)
Kawasan Dieng mempunyai ketinggian mencapai sekitar 6000 kaki lebih atau sekitar 2.093 m di atas permukaan laut. Suhu di daerah Dieng sangat sejuk dan juga sangat dingin sekali pada malam hari. Temperaturnya berkisar antara 15 — 20°C pada saat siang hari dan 10 — 11°C pada saat malam hari. Bahkan, suhu udara terkadang dapat mencapai 0°C di saat pagi hari, inin terjadi antara bulan Juli — Agustus. Penduduk setempat menyebut suhu ekstrem itu sebagai bun upas yang berarti artinya “ embun racun ” karena embun ini dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian yang berada di kawasan Dieng tersebut. Sehingga pada bulan Juli — Agustus penduduk setempat sering kali mengalami gagal panen karena tanamannya pada rusak akibat embun racun tersebut. (Wikipedia)
Membuktikan telah terjadi aliran energi dan siklus materi, sehingga dapat menyebabkan perubahan suhu yang sangat ekstrem. Aliran energi yaitu suatu perpindahan energi yang saat akan habis energinya dan tentu saja akan mengalami perubahan bentuk.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan yaitu danau vulkanik :
* Telaga Warna, obyek wisata dengan tempat persemadian di dekatnya
* Telaga Cebon, dekat desa wisata Sembungan
* Telaga Merdada
* Telaga Pengilon
* Telaga Dringo
Dalam aliran energi terdapat rantai makanan. Rantai makanan yaitu pengaturan linear yang menunjukkan transfer energi dan materi organic melalui berbagai tingkatan tropic dalam suatu ekosistem. Pada setiap rantai makanan, organisme mempunyai peranan masing-masing dan dimasukkan dalam suatu kategori. Kategori tersebut merupakan suatu konsep tingkatan tropic, yaitu susunan yang teratur, dan dimana tiap tingkatan bergantung pada tingkatan sebelumnya sebagai sumber energi. Tingkatan tropic itu terbagi menjadi produsen, konsumen 1, konsumen 2, konsumen 3, dan pengurai

2. Tujuan
• Mengetahui aliran energi dan siklus materi di Dieng
• Mengetahui jumlah ekosistem yang berada pada di Dieng










II.TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Ekosistem
Hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya membentuk suatu sistem disebut Ekosistem. Di dalam sebuah ekosistem juga terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu,populasi,komunitas da biosfer. Bagian-bagian satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu;
• Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berartidapat di bagi.Jadi individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya.Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.
• Populasi. berasal ari bahasa latin,yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu tempat.Dalam ekosistem,populasi berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.
• Komunitas adalah berbagai jenis makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang sama,misalnya halaman sekolah.
• Biosfer adalaha semua ekossistem yang berada di permukaan bumi.
Komponen-komponen ekosistem.
Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen.Pada suatu ekosistem terdapat komponen yang hidup[biotik] dan komponen tak hidup[abiotik].
[1] Komponen biotik
Mansia,hewan dsn tumbuhan termasuk koomponen biotik yaang terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi 3golongan yaitu produsen,konsumen dan dekomposer.
[2] Komponen abiotik.
Bagian dari komponen abiotik adalah ;
• Tanah.
Sifat-sifa fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.
• Air.
Hal-hal penting pada air yang mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
• Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi kehidupan makhluk hidup.
• Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum merata.Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
• Suhu atau temperatur.
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

Aliran energi dan Siklus materi
Ekosistem berfungsi karena adanya aliran energi dan siklus materi. Saling pengaruh mempengaruhi antara aliran dan daur materi di dalam ekosistem akan menghasilkan keadaan ekosistem yang yang seimbang, tidak ada satupun kehidupan tanpa membutuhkan energi. Sebab untuk bernapas, bergerak, berkembang biak, makan, tidur dan segala aktifitasnya membutuhkan energi. Energi mengalir dalam satu arah, sedangkan materi berjalan dalam sebuah siklus. Siklus materi terdiri dari siklus CHONPS ( Karbon, Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Phospor, Sulfur).
1. Daur Air.
Air sangat penting karena fungsinya sebagai pelarut kation dan anion, pengatur suhu tubuh, pengatur tekanan osmotic sel, dan bahan baku fotosintetis. Di alam daur air sebagai berikut: Semua tempat yang terkena enegi matahari (air laut,dll) akan menguap termasuk pada tumbuhan dan hewan. Akibat tiupan angina, awan menuju permukaan daratan. Molekul air sangat penting bagi kehidupan. Air merupakan alat transfer utama bagi pemindahan zat dalam beberapa daur biogeokimia. Air bergerak dalam daur air secara global. Daur air ialah pergerakan air melalui sistem biotik dan abiotik. Dalam proses fotosintesis, air diperlukan untuk membentuk karbohidrat. Selain itu, air juga diperlukan untuk berbagai reaksi metabolik di dalam tubuh mahkluk hidup. Di atmosfer air tersedia dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari proses evaporasi (penguapan). Baik yang berasal dari danau, sungai, tanah atau permukaan tubuh mahkluk hidup, permukaan daun tumbuhan (lebih dikenal transpirasi)terutama evaporasi dari lautan. Pada saat molekul-molekul air di atmosfer bergerak mengikuti pola angin, kelembapan udara menyebabkan suhu menjadi lebih dingin. Selanjutnya, uap air terkondensasi menjadi tetes-tetes air dan jatuh sebagai air hujan atau salju. Ketika hujan jatuh di daratan, beberapa di antaranya menjadi air permukaan, mengalami penguapan, dan terserap di dalam tanah.Sebagian dari air ini mengalir ke bawah melewati tanah dan bebatuan, kemudian tersimpan dalam tanah atau di bawah danau yang disebut sebagai air tanah dalam. Sebagian lagi mengalir di permukaan tanah membentuk aliran air dan sungai, yang mana nantinya membawa air ke lautan. Sebagian air diserap oleh tumbuhan, digunakan untuk proses metabolisme dan mengembalikannya ke udara melalui transpirasi. Transpirasi dan evaporasi dari permukaan tanah menghasilkan kumpulan uap air yang disebut awan, yang akan melepaskan airnya sebagai hujan dan memulai siklus lagi. Pengaruh suhu yang rendah mengakibatkan terjadinya kondensasi uap air menjadi titik-titik air hujan. Hujan turun di permukaan bumi sebagian meresap ke daam tanah, sebagian dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan (yang tidak diserap akan menjadi mata air) sebagian lagi mengalir ke sungai-sungai sampai laut. Setelah dimanfaatkan manusia, hewan ,dan tumbuhan dikeluarkan lagi dan menguap. Dan air yang ada di dalam tanah mengalir sampai laut semuanya berlanjut terus. Jika terjadi ganguan daur air, misal illegal logging maka terjadi banjir dan kegiatan distribusi tak lancar maka terjadi kekeringan seperti di Indonesia.
2. Daur Karbon dan Oksigen
Karbon dan oksigen juga penting bagi kehidupan seperti penyusun materi dalam tubuh dan digunakan sebagai fotosintetis. Di alam daur ini sebagai berikut:
Awalnya karbon dioksida diserap oleh tumbuhan melalui fotosintetis dijadikan glukosa. Lalu disusun menjadi amilum, kemudian diubah menjadi senyawa gula yang lain, lemak, protein, dan vitamin. Pada proses pernafasan tumbuhan, dihasilkan lagi karbondioksida dan oksigen. Daur oksigen juga sama. Karbon merupakan bahan dasar dari semua bahan organik. Aliran karbon berjalan beriringan secara paralel dengan aliran energi. Sumber pokok karbondioksida (CO2) ada di atmosfer. Selain itu, komponen karbon juga tersedia dalam bahan bakar fosil (batubara, gas alam, dan minyak). Hewan makan tumbuhan dapat karbon lalu setelah berjalannya waktu tubuh hewan dan tumbuhan mati dan diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan mineral. Karbon tadi dilepaskan ke udara dan seterusnya. Dari keduaunsur tadi yang paling panjang daurnya adalah karbon. Karbon dioksida di atmosfer merupakan sumber karbon bagi tumbuhan, terutama ketika melakukan fotosintesis. Karbon tersebut dapat berpindah ke hewan ketika mereka memakan tumbuhan. Selanjutnya, tubuh hewan dan tumbuhan yang sudah mati akan diuraikan oleh mahkluk hidup pengurai menjadi karbondioksida, air, dan mineral. Karbondioksida akan kembali ke atmosfer dari penguraian juga melalui sistem respirasi. Pada daur karbon dan oksigen memerlukan hewan dan tumbuhan yang mati dalam waktu yang lama untuk membentuk batubara di dalam tanah serta pengurai juga diperlukan dalam mengurai hewan dan tumbuhan yang telah mati. Tumbuhan dan hewan juga terlibat dalam daur air.
3.Daur Nitrogen
Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen untuk membentuk asam amino untuk membentuk protein. Selain itu, nitrogen diperlukan dalam pembentukan senyawa nitrogen, seperti asam nukleat (ADN dan ARN). Meskipun 78% di udara terdapat nitrogen bebas, namun tumbuhan dan hewan pada umumnya tidak mampu menggunakannya dalam bentuk bebas. Nitrogen harus diubah menjadi bahan nitrogen lain sehingga dapat digunakan. Nitrogen diikat oleh bakteri yang ada di dalam tanah (biasanya dalam bentuk amonia). Selanjutnya oleh bakteri nitrifikasi diubah menjadi nitrit (NO2-), kemudian menjadi nitrat (NO3-), yang mana dapat diserap dari tanah oleh tumbuhan (disebut proses nitrifikasi). Beberapa tanaman mempunyai nodul pada akarnya yang di dalamnya terdapat bakteri pengikat nitrogen. Bakteri mengubah banyak nitrogen menjadi asam amino yang dilepaskan ke jaringan tumbuhan. Tanaman dengan nodul ini mampu hidup dalam kondisi tanah yang miskin nitrogen, misalnya ercis, tanaman dengan daun menjari dan tanaman lain yang termasuk dalam keluarga kacang-kacangan (legume).Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk asam amino merupakan persenyawaan pembentuk molekul protein.Selanjutnya protein sebagai pembentuk tubuh.Daur Nitrogen di alam sebagai berikut: Atmosfer mengandung sekitar 70% Nitrogen dalam bentuk unsur, tapi yang diperlukan dalam bentuk senyawa Yaitu ketika petir keluar menyebabkan nitrogen bersenyawa jadi nitrat. Tumbuhan menyerap nitrat dari tanah utuk dijadikan protein lalu tumbuhan dimakan oleh kosumer senyawa nitrogen pindah ke tubuh hewan. Urin, bangkai hewan, dan tumbuhan mati akan diuraikan oleh pengurai jadi ammonium dan ammonia. Bakteri Nitrosomonas mengubah jadi nitritlalu diubah lagi oleh bakteri Nitrobacter menjadi nitrat. Kemudian nitrat diserap oleh tumbuhan. Selanjutnya sama dan begitu. Selain melalui petir juga melalui bakteri Rizobium yang bersimbiosis pada tumbuhan kacang-kacangan membentuk bintik akar. Sedikit tambahan proses pengubahan nitrit jadi nitrat disebut nitrifikasi. Dan proses pengubahan nitrit atau nitrat jadi nitrogen bebas disebut denitrifikasi. Kadang-kadang tanaman ini digunakan untuk mengisi lahan yang miskin nitrogen selama masa perputaran setelah panen padi. Beberapa hasil penelitian genetik yang diorientasikan terhadap pemberian tanaman panen yang lain (jagung, gandum) yang mempunyai kemampuan untuk mengikat nirogen. Kemampuan yang secara besar dapat mengurangi kebutuhan pemupukan pertanian. Dalam ekosistem air, alga hijau-biru juga mampu menyerap nitrogen. Nitrogen juga dapat terikat di atmosfer melalui masuknya energi elektrik misalnya melalui penyinaran. Bakteri pemecah memecah protein dalam tubuh organisme mati atau hasil sisa mereka menjadi amonium, kemudian nitrit atau nitrat dan akhirnya menjadi gas nitrogen yang mana akan dilepaskan ke atmosfer dari mulai nitrogen diikat dan berputar lagi. Semua hewan hanya memperoleh nitrogen organik dari tumbuhan atau hewan lain yang dimakannya. Protein yang dicerna akan menjadi asam amino yang selanjutnya dapat disusun menjadi protein-protein baru pada tingkat trofik berikutnya. Ketika makhluk hidup mati, materi organik yang dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga nitrogen dapat dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen organik menjadi amonia lagi disebut amonifikasi. Proses tersebut dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan mahkluk hidup eukariotik.
Contoh beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam daur nitrogen ialah :

• .Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit.
• Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat
• Rhizobium menambat nitrogen dari udara
• Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter (aerobik) dan Clostridium (anaerobik)
• .Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan anggota-anggota lain dari ordo Nostocales
• .Bakteri ungu pengikat nitrogen seperti Rhodospirillum.
Meskipun pengikatan secara alami menghasilkan cukup nitrogen untuk proses yang berlangsung secara alami, namun pembentukan nitrogen oleh industri yang digunakan untuk pemupukan dan produk lain melampui kebutuhan ekosistem darat.

4. Daur Fosfor (Daur Sendimentasi)
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor juga ditemukan sebagai komponen utama dalam pembentukan gigi dan tulang vertebrata. Daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen). Ion fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah.
Fosfor merupakan bahan pembentuk tulang pada hewan. Semua mahluk memerlukan sebagai pembentuk DNA, RNA, protein, energi (ATP), dan senyawa organik lainnya. Daur fosfor lebih sederana dari pada daur lainnya karena tidak melibatkan atmosfer. Di alam daur fosfor sebagai berikut:
Dalam tanah mengandung fosfat anorganik yang dapat diserap oleh tumbuhan. Kemudian tumbuhan dimakan oleh konsumer sehingga fosfor berpindah ke hewan. Tumbuhan dan hewan mati, feses, dan urinnya akanterurai menjadi fosfat organik. Oleh bakteri fosfat tersebut diubah menjadi fosfat arorganik yang dapat diserap tumbuhan. Dan seperti biasa akan terulang.
Pada daur fosfor diperlukan pengurai untuk menguraikan hewan dan tumbuhan yang mati menjadi fosfat anorganik. Fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.Daur sedimentasi disebut juga daur fosfor.Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat. Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah. Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses. Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.

5. Daur Belerang
Belerang atau sulfur merupakan unsur penyusun protein. Tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4 ). Kemudian tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. Lalu hewan dan tumbuhan mati diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi. Secara alami, belerang terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah. Ada juga yang gunung berapi dan sisa pembakaran minyak bumi dan batubara.Daur tipe sedimen cenderung untuk lebih kurang sempurna dan lebih mudah diganggu oleh gangguan setempat sebab sebagian besar bahan terdapat dalam tempat dan relatif tidak aktif dan tidak bergerak di dalam kulit bumi. Akibatnya, beberapa bagian dari bahan yang dapat dipertukarkan cenderung " hilang" untuk waktu yang lama apabila gerakan menurunnya jauh lebih cepat dari pada gerakan "naik" kembali. Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi unsur-unsur. Dalam daur belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap trasformasi adalah sebagai berikut :

• H2S → S → SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
• SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
• H2S → SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
• S organik → SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik
aerobik dan anaerobik.
Selain itu ada beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibro yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.


MATERI DAN METODE
Materi

Materi yang digunakan pada saat pelaksanaan praktikum yaitu dengan membaca prosedur kerja yang ada di buku diktat, lalu kita akan tahu apa yang harus di lakukan dalam praktikum tersebut.

Metode

Metode yang digunakan pada saat praktikum lapangan yaitu dengan cara mengamati spesies yang ada pada lingkungan tersebut, lalu kita dapat mengestimasi atau memperkirakan makhluk hidup yang ada di lingkungan habitat tersebut. Estimasi yang di lakukan meliputi : Jumlah individu/ spesies , biomassa/M², dan juga biomassa/hektar.

Waktu dan tempat

Pelaksanaan praktikum ekologi Perairan di lakukan pada tanggal 5-6 November 2009, di Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil

3.1.1. Ekosistem Sungai Kejajar (1 hektar)
Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah / Ha Biomassa/Ha
1 Alang-alang + 300 m2 2000kg / Ha
2 Pohon pakis + 6 Pohon 1500 kg / Ha
3 Pohon talas + 4 pohon 100 kg / Ha
4 Bambu pring gading + 3 Pohon 2000 kg / Ha
5 Pohon pisang + 5 pohon 3000 kg / Ha
6 Pohon salak + 3 pohon 1500 kg / Ha
7 Daun bawang + 20 pohon 500 kg / Ha
8 Putri malu + 3 pohon 200 kg / Ha
9 Rumput + 350m2 200 kg / Ha
10 Pohon pepaya + 4 pohon 2000 kg / Ha
11 Pohon brokoli + 25 pohon 1000 kg / Ha
12 Pohon petai cina + 5 pohon 500 kg / Ha
13 Lumut + 300 m2 1500 kg / Ha
Jumlah Biomassa Produsen 16000 kg / Ha

Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Burung + 30 ekor 200 gr 800 gr 8000 kg / Ha
2 Capung + 25 ekor 0.1 gr 20 gr 200 kg / Ha
3 Kupu-kupu + 10 ekor 0.02 gr 5 gr 50 kg / Ha
4 Belalang + 50 ekor 0.2 gr 100 gr 1000 kg / Ha
5 Serangga + 30 ekor 5 gr 150 gr 1500 kg / Ha
6 Semut _ 150 ekor 0.01 gr 150 gr 1500 kg / Ha
7 Udang + 5 ekor 0.8 gr 40 gr 4000 kg / Ha
8 kecebong + 2 ekor 0.01 gr 6 gr 60 kg / Ha
9 Kepik + 30 ekor 0,2 gr 60 gr 600 kg / Ha
10 Jangkrik _ 20 ekor 0.5 gr 10 gr 100 kg / Ha
11 Kumbang + 10 ekor 0.4 gr 40 gr 400 kg / Ha
12 Lalat + 30 ekor 0.3 gr 90 gr 900 kg / Ha
13 Tikus _ 40 ekor 60 gr 320 gr 3200 kg / Ha
14 Lintah _ 50 ekor 0.8 gr 40 gr 400 kg / Ha
15. Ulat _ 40 ekor 0,8 gr 32 gr 320 kg / Ha
Jumlah Biomassa Herbivora 22230 kg / Ha



















Konsumen II (Karnivora)
Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Ikan + 8 ekor 300 gr 800 gr 8000 kg / Ha
2 Tokek _ 3 ekor 100 gr 300 gr 3000 kg / Ha
3 Kodok + 5 ekor 100 gr 400 gr 4000 kg / Ha
4 Ular _ 2 ekor 100 gr 300 gr 3000 kg / Ha
5 Kadal + 9 ekor 70 gr 100 gr 1000 kg / Ha
6 Tikus _ 13 ekor 100 gr 500 gr 5000 kg / Ha
JUMLAH BIOMASA KARNIVORA 24000kg/ Ha






Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1. Cacing _ 20 ekor / m2 0,8 gr 50 gr 500 kg
Jumlah Biomassa Pengurai 500 kg

Piramida ekologi
1. Produsen = 16000 Kg/Ha (a)
2. Konsumen I = 22230 Kg/Ha (b)
3. Konsumen II = 24000 Kg/Ha (c)
4. Pengurai = 500 Kg/Ha (d)

JARING-JARING MAKANAN EKOSISTEM SUNGAI KEJAJAR


JARING – JARING MAKANAN SUNGAI KEJAJAR


































3.1.2. Ekosistem Sungai Somagede (1 hektar)
Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)Tidak (-) Jumlah / Ha Biomassa/Ha
1 Alang-alang + 200 m2 2000kg / Ha
2 Pohon pakis + 4 pohon 2500 kg / Ha
3 Pohon talas + 4 pohon 500 kg / Ha
4 Pohon mahoni + 3 pohon 2000 kg / Ha
5 Pohon pisang + 4 pohon 3500 kg / Ha
6 Pohon kelapa + 3 pohon 15000 kg / Ha
7 Daun kecubung + 2 pohon 1500 kg / Ha
8 Sayur sawi + 3 pohon 1500 kg / Ha
9 Putri malu + 3 pohon 2000 kg / Ha
10 Rumput + 350m2 1000kg / Ha
11 Pohon pepaya + 2 pohon 3000 kg / Ha
12 Pohon petai + 2 pohon 3000 kg / Ha
13 Lumut + 300 m2 10000 kg / Ha
Jumlah Biomassa Produsen 38000 kg / Ha






















Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)Tidak (-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Burung + 50 ekor/m2 0.5 gr 120 gr 1200 kg / Ha
2 Capung + 25 ekor/m2 0.2 gr 15 gr 150 kg / Ha
3 Kupu-kupu + 10 ekor/m2 0.2 gr 10 gr 100 kg / Ha
4 Belalang + 50 ekor/m2 0.3 gr 80 gr 800 kg / Ha
5 Serangga + 30 ekor/Ha 10 gr 500 gr 5000 kg / Ha
6 Semut + 150 ekor/m2 0.01 gr 1 gr / m2 10 kg / Ha
7 Udang + 5 ekor/m2 0.04 gr 400 gr / m2 4000 kg / Ha
8 kecebong + 2 ekor/m2 0.001 gr 6 g / m2 60 kg / Ha
9 Jangkrik _ 20 ekor/m2 0.2 gr 60 gr / m2 600 kg / Ha
10 Kumbang + 10 ekor/m2 0.4 gr 30 gr / m2 300 kg / Ha
11 Lalat _ 30 ekor/m2 0.1 gr 20 gr / m2 200 kg / Ha
12 Tikus _ 40 ekor/m2 0.01 gr 15 gr / m2 150 kg / Ha
13 Lintah + 50 ekor/m2 0.01 gr 15 gr / m2 150 kg / Ha
14 Ulat _ 40 ekor /
0,1 gr 10 gr 100 kg / Ha
Jumlah Biomassa Herbivora 12820 kg / Ha




Konsumen II (Karnivora)
Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Ikan 1ekor /
300 gr 300 gr 3000 kg
2 Tokek 1 ekor /
250 gr 250 gr 2500 kg
3 Kodok 3 ekor /
100 gr 300 gr 3000 kg
4 Ular 2 ekor /
500 gr 250 gr 2500 kg
5 Kadal 10 ekor /
10 gr 100 gr 1000 kg
6 tikus 15 ekor /
30 gr 450 gr 4500 gr
JUMLAH BIOMASA KARNIVORA 16000


Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1. Cacing - 20 ekor / m2 0,3 30 gr 300 kg
Jumlah Biomassa Pengurai 300 kg

Piramida ekologi
5. Produsen = 38000 Kg/Ha (a)
6. Konsumen I = 12820 Kg/Ha (b)
7. Konsumen II = 16000 Kg/Ha (c)
8. Pengurai = 300 Kg/Ha (d)




JARING-JARING MAKANAN SUNGAI SOMAGEDE

















































3.1.3. EKOSISTEM TELAGA PENGILON

Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak (-) Jumlah / Ha Biomassa/Ha Guild

1 Pohon cemara + 80 pohon 10000 kg / Ha
2 Pohon mendung + 8 pohon 5000 kg / Ha
3 Lumut + 700 m2 30000 kg / Ha
4 Pohon puspa + 5 pohon 3000 kg / Ha
5 Pohon gondok + 4 pohon 2500 kg / Ha
6 Pohon terompet + 10 pohon 4000 kg / Ha
7 Pohon paku + 5 pohon 3000 kg / Ha
8 Pohon petai cina + 3 pohon 2000 kg / Ha
9 Pohon jambu + 3 pohon 2000 kg / Ha
10 Pohon lampesa + 5 pohon 5000 kg / Ha
11 Pohon putri malu + 2 pohon 1500 kg / Ha
12 Pohon pepaya - 3 pohon 2000 kg / Ha
13 Pohon aster - 2 pohon 1500 kg / Ha
14 Rumput + 450 m2 24000 kg / Ha
15 Lumut di air + 350 m2 20000 kg / Ha
16 Alang-alang + 150 m2 18000 kg / Ha
17 Sedap malam + 5 pohon 3000 kg / Ha
18 Bambu - 400 m2 23000 kg / Ha
19 Mahoni - 3 pohon 6500 kg / Ha
JUMLAH BIOMASSA PRODUSEN 166000 kg / Ha















Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak (-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Gastropoda + 50 ekor/m2 0.5 gr 120 gr 1200 kg / Ha
2 Capung _ 25 ekor/m2 0.2 gr 15 gr 150 kg / Ha
3 Kupu-kupu _ 10 ekor/m2 0.2 gr 10 gr 100 kg / Ha
4 Belalang _ 50 ekor/m2 0.3 gr 80 gr 800 kg / Ha
5 Burung _ 30 ekor/Ha 10 gr 500 gr 5000 kg / Ha
6 Semut _ 150 ekor/m2 0.01 gr 1 gr / m2 10 kg / Ha
7 Nyamuk + 5 ekor/m2 0.04 gr 400 gr / m2 4000 kg / Ha
8 Serangga + 2 ekor/m2 0.001 gr 6 g / m2 60 kg / Ha
9 Kepik + 30 ekor/Ha 50 gr 250 gr / m2 2500 kg / Ha
10 Jangkrik _ 20 ekor/m2 0.2 gr 60 gr / m2 600 kg / Ha
11 Kumbang _ 10 ekor/m2 0.4 gr 30 gr / m2 300 kg / Ha
12 Lalat _ 30 ekor/m2 0.1 gr 20 gr / m2 200 kg / Ha
13 Kecebong + 40 ekor/m2 0.01 gr 15 gr / m2 150 kg / Ha
14 Lintah _ 50 ekor/m2 0.01 gr 15 gr / m2 150 kg / Ha
Jumlah Biomassa Herbivora 15220 kg / Ha


Konsumen II (Karnivora)
Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak (-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Ikan lele + 1ekor /
300 gr 300 gr 3000 kg
2 Musang _ 1 ekor /
250 gr 250 gr 2500 kg
3 Kodok + 3 ekor /
100 gr 300 gr 3000 kg
4 Ular _ 2 ekor /
500 gr 500 gr 2500 kg
5 Kadal _ 10 ekor /
100 gr 100 gr 1000 kg
6 Monyet + 5 ekor /
3000 gr 3000 gr 30000 kg
7 Laba-laba + 20 ekor /
50 gr 50 gr 500 kg
8 Tikus _ 15 ekor /
300 gr 300 gr 3000 kg
Jumlah Biomassa KARNIVORA 45500 kg


Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/
Biomassa/Ha
1 Ulat _ 40 ekor /
0,1 gr 10 gr 100 kg
2 Cacing _ 20 ekor / m2 0,3 30 gr 300 kg
Jumlah Biomassa Pengurai 400 kg

Piramida ekologi
1. Produsen = 94250 Kg/Ha (a)
2. Konsumen I = 15220 Kg/Ha (b)
3. Konsumen II = 45500 Kg/Ha (c)
4. Pengurai = 400 Kg/Ha (d)





JARING-JARING MAKANAN TELAGA PENGILON
































3.1.4. EKOSISTEM HUTAN HOMOGEN (Transek 1 m x 1 m)


Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Biomassa
1. Rumput + 0.1 kg
2. Bayem belanda + 0.03 kg
3. Rumput jepang + 0.05 kg
4. Sawi + 0.02 kg
5 edelwis + 0.04 kg
6 Bawang + 0.06 kg
7 Bunga putri malu + 0.2 kg
JUMLAH BIOMASSA 0.5 kg

Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1 Semut + 50 ekor/m2 0.001 kg 0.05 kg
2 Nyamuk _ 25 ekor/m2 0.002 kg 0.05 kg
3 Jangkrik _ 10 ekor/m2 0.002 kg 0.02 kg
4 Serangga tanah + 50 ekor/m2 0.001 kg 0.05 kg
5 Kepik + 15 0.002 kg 0.03 kg
6 Kupu-kupu + 10 0.004 kg 0.05 kg
BIOMASSA HERBIVORA 0.25 kg







Konsumen II (Karnivora)

Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Kodok + 1 ekor/m2 0.05 kg 0.05 kg
2
Laba-laba
+ 3 ekor/m2
0.01 kg
0.01 kg

3
Ular
_ 1 ekor/m2
1 kg
1 kg

BIOMASSA KARNIVORA 1.06 kg




Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Cacing _ 2 ekor 0,001 kg 0.002 kg
Jumlah Biomassa Pengurai 0.002 kg


Piramida ekologi
5. Produsen = 0.5 Kg/Ha (A)
6. Konsumen I = 0.25 Kg/Ha (B)
7. Konsumen II = 1.06 Kg/Ha (C)
8. Pengurai = 0.002 Kg/Ha (D)


(D)

(C)

(B)

(A)










3.1.5. Ekosistem Hutan Homogen (Transek 5 m x 5 m)
Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Biomassa
1. Pohon cemara + 3 pohon 580 kg
2 Rumput + 2 Pohon 69 kg
3 Ilalang + 4 Pohon 98 kg
4 Semak + 5 Pohon 288 kg
Jumlah Biomassa Produsen 1035 kg






Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1 Semut _ 8000 ekor/m2 0.002 kg 7 kg
2 Nyamuk _ 5000 ekor/m2 0.001 kg 5 kg
3 Jangkrik _ 4500 ekor/m2 0.003 kg 6 kg
4 Serangga tanah + 9000 ekor/m2 0.002 kg 9 kg
5. Burung Walet + 100 ekor/m2 0.50 kg 13 kg
6. Ulat _ 10000 ekor/m2 0.003 kg 10 kg
7. Belalang + 7000 ekor/m2 0.003 kg 8 kg
Jumlah Biomassa Herbivora 58 kg






Konsumen II (Karnivora)
Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Katak _ 50 ekor/m2 0.05 kg 2.5 kg
2. Kadal + 70 ekor/m2 0.05 kg 3.5 kg
3. Ular _ 10 ekor/m2 1 kg 10 kg
Jumlah Biomassa Karnivora 16 kg



Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Cacing _ 500 ekor /
0,001 kg 0.5 kg
Jumlah Biomassa Pengurai 0.5 Kg







Piramida ekologi
Produsen = 1035 Kg/Ha (A)
Konsumen I = 58 Kg/Ha (B)
Konsumen II = 16 Kg/Ha (C)
Pengurai = 0.5 Kg/Ha (D)


(D)

(C)

(B)

(A)


Tumbuhan → Belalang → Katak → Ular → (JIKA SUDAH MATI) cacing
↓ ↓
Jangkrik → Kadal → Ular

Tumbuhan → nyamuk→ Katak → Ular → (JIKA SUDAH MATI) cacing


3.1.6. Ekosistem Hutan Heterogen (Transek 6 m x 6 m)
Produsen
Autotroph (Produsen)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Biomassa
1. Rumput 15 5 kg
2. Cikrak-cikrik 20 6 kg
3. Romput jepang 10 4 kg
4. Rumput gajah 15 9kg
Jumlah Biomassa Produsen 24 kg

Konsumen I (Herbivora)
Phagotroph (Herbivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1 Semut 500 ekor/m2 0.001 kg 0.5 kg
2 Nyamuk 250 ekor/m2 0.002 kg 0.5 kg
3 Jangkrik 100 ekor/m2 0.025 kg 2.5 kg
4 Serangga tanah 500 ekor/m2 0.001 kg 0.5 kg
Jumlah Biomassa Herbivora 4 kg




Konsumen II (Karnivora)
Phagotroph (Karnivora)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Katak 1 ekor/m2 0.05 kg 0.05 kg
Jumlah Biomassa Karnivora 0.05 kg







Pengurai
Saprotroph (Pengurai)
No. Nama Terlihat (+)
Tidak(-) Jumlah Berat/ekor Berat/

1. Cacing 2 ekor /
0,001 kg 0.2 kg

Piramida ekologi
Produsen = 24 Kg/Ha (A)
Konsumen I = 4 Kg/Ha (B)
Konsumen II = 0.05 Kg/Ha (C)
Pengurai = 0.2 Kg/Ha (D)


(D)

(C)

(B)

(A)



Tumbuhan → jangkrik → katak → (JIKA SUDAH MATI) cacing

Semut → katak

Tumbuhan → serangga tanah → katak → (JIKA SUDAH MATI) cacing

nyamuk → katak



1. Pembahasan

Ekosistem bukan hanya mencakup kelompok dasarnya tetapi juga seluruh kelompok factor lingkungan. Konsep ekosistem itu sekarang sudah diterima secara luas dan terutama ekologi telah menjadi bidang kajian struktur da fungsi berbagai ekosistem yaitu suatu system tertutup tetapi terbuka dan dari padanya aliran energi dan zat terus-mnerus keluar dan digantikan agar system itu dapat terus berjalan.
Ekosistem secara khas mempunyai tiga komponen biologi yaitu produsen (jasad autrotof) atau tumbuhanhijau yang mampu menghambat ebergi cahaya,hewan (jasad heterotof) atau konsumen makro yang menggunakan bahan organik dan suatu organisme hidup akan selalu membutuhkan organisme lain dan lingkungan hidupnya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan lingkungannya sangat kompleks, bersifat saling mempengaruhi atau timbal balik. Hubungan timbal balik antara unsur-unsur hayati dengan nonhayati membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem. Di dalam ekosistem terjadi rantai makanan, aliran energi, dan siklus biogeokimia.
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui sederetan organisme yang makan dan yang dimakan.
Para ilmuwan ekologi mengenal tiga macam rantai pokok, yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai saprofit.
1. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen I, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen ke-2 dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ke-3.
2. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan benalu.
3. Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati ke jasad pengurai. Misalnya jamur dan bakteri. Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan satu dengan lainnya sehingga membentuk faring-faring makanan.
4. Rantai Makanan dan Tingkat Trofik
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi, elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk ke bentuk lain di sepanjang rantai makanan.
Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Tingkat trofik tersusun dari seluruh organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam tingkat memakan. Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan gula lewat proses fotosintesis hanya memakai energi matahari dan C02 dari udara. Oleh karena itu, tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat trofik pertama. Hewan herbivora atau organisme yang memakan tumbuhan termasuk anggota tingkat trofik kedua. Karnivora yang secara langsung memakan herbivora termasuk tingkat trofik ketiga, sedangkan karnivora yang memakan karnivora di tingkat trofik tiga termasuk dalam anggota iingkat trofik keempat.
5. Piramida Ekologi
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
a. Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing - masing dapat disajikan dalam piramida jumlah, seperti kita Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat 1. Kamivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida jumlah ini di dasarkan atas jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
b. Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekosistem. Penggambaran yang lebih realistik dapat disajikan dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram.
Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
c. Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
• Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan
dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
• Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan
dikeluarkan sebagai sampah.
• Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari
tubuh organisms, sedangkan sisanya digunakan sebagai
sumber energi.

1 komentar:

  1. bagus banget blgnya mba.. ajari dunk wkwkwk (tahan malu mode on)

    BalasHapus